Senin, 20 Juni 2016

SEMOGA HUJAN TAK PERNAH REDA

Sketsa Oleh Carolina Ratri a.k.a RedCarra





Ia berdoa, “semoga hujan tak pernah reda.”

Ia, sebut saja namanya Gadis. Sudah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun berjalan di bawah naungan hujan. Mungkin Didi Kempot pernah bertemu dengan Gadis, dan mendengar kisah yang dituturkannya: perjalanan seribu kota. Hingga terciptalah lagu yang begitu terkenal, kau pasti tahu apa judulnya.

Gadis. Sesuai pengakuannya padaku waktu kami bertemu di sudut Terminal Terboyo, berumur 26 tahun. Ia habiskan masa pertumbuhan di sebuah panti asuhan di daerah Umbulharjo. Hidupnya bahagia, bersama kawan senasib dan para pengasuh panti yang super baik, katanya.

Awal perjalanan Gadis bermula saat ia lulus SMA. Sesuai janji para pengurus panti pada Gadis saat ulang tahunnya ke-17, Gadis akan diberi tahu asal-usulnya.

“Di sebuah malam. Hujan deras sekali, kamu digeletakkan di depan pintu.”

Gadis menyimak hingga selesai sejarah ‘kelahirannya’.

“Baiklah. Mulai hari ini, aku akan mencari orang tuaku. Aku akan berjalan ke belakang, dimulai dari pintu depan. Kebetulan sudah mulai musim penghujan…”


--- TAMAT --- 


Meja Masoka/20 Juni 2016/12.30 WIB
Untuk Pesta Fiksi 04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar