Keduanya
saling tatap.
“Dapat
berapa?”
“Sedikit,
kamu sendiri?”
“Lebih
banyak dari kemarin.”
“Kamu
memang hebat. Berani! Tidak sepertiku..”
“Satu
kuncinya, jangan pakai ini!” Lelaki 1 menunjuk dada Lelaki 2, sambil berlalu.
Lelaki
2 menunduk, sesaat. Lalu berjalan mengikuti langkah Lelaki 1, memasuki sebuah ruangan
besar.
Ada
meja panjang di ruangan besar itu, dengan kursi yang berjejer rapi. Di kursi
paling ujung, tampak seorang Lelaki Berjas duduk. Matanya tajam. Seolah
menyayat 2 karung goni yang dibawa Lelaki 1 dan 2.
“Beres?”
“Siap.
Semua target terpenuhi.” Suara Lelaki 1 menggema.
“Hanya
25 persen dari target. Maaf…” Lelaki 2 menunduk.
Lelaki
Berjas berdiri, menghampiri Lelaki 2. Bug!
“Kalau
besok seperti ini lagi, bukan hanya pukulan yang menyambangi tubuhmu. Tapi ini!”
Lelaki
Berjaket mengeluarkan pistolnya.
“Taruh
hasil kerja kalian di atas meja! Ini daftar nama untuk tugas kalian besok.”
Lelaki
Berjas menyodorkan selembar kertas.
Di
atas meja, bergeleparan mulut-mulut para demonstran sang penguasa kota.
--- Tamat ---
Meja Masoka/13 Juni 2016/01.00 WIB
Untuk Pesta Fiksi 04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar