Selasa, 14 Juni 2016

SUARA



 
Sketsa Oleh Carolina Ratri a.k.a RedCarra


Hampir sore. Perempatan Milano kian ramai dengan para pekerja yang tergesa pulang. Orang-orang turun dari angkutan kota, berdiri sejenak sembari mengusap-usap henponnya. Sejurus kemudian, mereka sudah dijemput. Mungkin pasangannya atau mungkin juga ojek online.

Sejak pagi, Eros belum mendapat satu pun penumpang. Di pojok perempatan, ia menatap kosong jalanan yang ramai. Anak sulungnya butuh uang untuk melunasi SPP sebagai syarat ikut ujian, susu untuk anak bungsunya juga habis, dan istrinya sudah ngomel terus dari kemarin.

“Bang, antar ke Kampung Turin, ya.” 

Seorang perempuan tua, dengan dandanan agak menor. Gelang, kalung, dan cincin emas terlihat berkilau di antara keriput tubuhnya.

“Oke, Nyonya.”

Sepanjang perjalanan, terjadi pertempuran hebat antara suara hati dan pikiran Eros. Satunya  memberi ide untuk menjambret semua perhiasan dan tas penumpangnya, sedang suara hatinya bersikeras menolak. 

“Mampir ke minimarket depan ya, Bang.”

Saat Nyonya Tua masuk ke dalam minimarket, Eros melepas helm dan kedua telinganya.

“Persetan dengan suara hati!”

--- Tamat --- 


Meja Masoka/14 Juni 2016/13.45 WIB
Untuk Pesta Fiksi 04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar