Brak. Ada yang
membuka pintu dengan keras.
Arthur
mengerjapkan kedua matanya. Terik sinar
matahari dan derap langkah kaki mendekatinya.
“Ayo
bangun, tidur mulu!”
“Kalau
mau makan, ya kerja!”
Langkah
kaki itu menjauh, lalu mengganjal pintu agar tetap terbuka.
Tapi
sinar matahari masih nyaman, menyetubuhi Arthur.
Arthur
hanya diam, ia masih berusaha mengumpulkan kesadaran.
Saat
hendak mengucek mata, Arthur terperanjat.
“Tanganku?”
“Jemariku?”
Di
luar, terdengar percakapan,
“Le,
lho ayo sapinya dikeluarkan, gerobak sudah siap.”
“Iya,
Mak. Sebentar ya.”
“Sapi?”
Arthur
menyapukan pandangan ke semua bagian tubuhnya. Dadanya bergetar hebat.
“Ya
Tuhan. Ternyata nasehat Ibu benar. Semalam usai makan aku langsung tidur…”
---tamat---
meja
masoka/8 april 2015/ 13.00 wib
100
kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar