Sketsa Oleh Carolina Ratri a.k.a RedCarra |
Ia
berdoa, “semoga hujan tak pernah reda.”
Ia,
sebut saja namanya Gadis. Sudah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun berjalan di bawah naungan hujan. Mungkin Didi Kempot pernah
bertemu dengan Gadis, dan mendengar kisah yang dituturkannya: perjalanan seribu
kota. Hingga terciptalah lagu yang begitu terkenal, kau pasti tahu apa
judulnya.
Gadis.
Sesuai pengakuannya padaku waktu kami bertemu di sudut Terminal Terboyo,
berumur 26 tahun. Ia habiskan masa pertumbuhan di sebuah panti asuhan di daerah
Umbulharjo. Hidupnya bahagia, bersama kawan senasib dan para pengasuh panti
yang super baik, katanya.
Awal
perjalanan Gadis bermula saat ia lulus SMA. Sesuai janji para pengurus panti
pada Gadis saat ulang tahunnya ke-17, Gadis akan diberi tahu asal-usulnya.
“Di
sebuah malam. Hujan deras sekali, kamu digeletakkan di depan pintu.”
Gadis
menyimak hingga selesai sejarah ‘kelahirannya’.
“Baiklah.
Mulai hari ini, aku akan mencari orang tuaku. Aku akan berjalan ke belakang, dimulai
dari pintu depan. Kebetulan sudah mulai musim penghujan…”
--- TAMAT ---
Meja Masoka/20 Juni 2016/12.30 WIB
Untuk Pesta Fiksi 04